Jumat, 05 Desember 2014

Perahu Cinta

Semilir angin malam ini, terasa langsung merasuk sukma ku. Dingin dan diiringi percikan air hujan yang mulai membasahi rumah ini. “Willy, besok kamu UJIAN PRA-UN kan?” sorak ayah pada ku. “Iya ayah” sahutku lemas. “Besok ujian kok masih belum belajar, ntar ujiannya gak bisa kejawab. Yok, belajar lagi sana.” nasehat ayah lembut. “Iya, aku ke kamar dulu yah.”.
Sampai dikamar pun aku gak bisa fokus buat belajar, padahal besok udah UJIAN PRA-UN. Entah kenapa hati ini selalu memikirkan dia, dia yang selalu memberiku dorongan, memberiku motivasi, memberiku semangat untuk berjuang. Tapi, mungkin hanya sebatas itu, tidak lebih. Mungkin hanya aku yang bodoh, selalu memikirkannya, membayangkan wajahya, dan semua tentang dia. Sedangkan dia, memang benar dia tau aku. Tapi, aku tak kenal dia. Rumahnya saja aku tak tau. Dan aku pun rela membuang waktu ku yang harusnya untuk belajar, malah aku pergunakan untuk memikirkannya. Aku sangat cinta dia, tapi aku tak tahu bagaimana dia. Entah cinta atau tidak.
Mentari pun bersinar menerangi jendela kamarku, bersamaan dengan kokokan ayam memaksaku untuk bangun. Hari ini hari ujuian pertama, tanpa persiapan aku lenggakkan kaki kesekolah. “Wil, lu udah baca SOSIOLOGI kan? Ntar ujian SOSIOLOGI lho.” sambut Hamdan sesampainya aku dikelas. “Huft, SOSIOLOGI. Pelajaran yang paling sulit di jurusan kita.” jawabku. “Udah lu baca belum?” ulang Hamdan. “Gue semalam gak bisa tidur Dan, gue kepikiran dia mulu. Gimana mau belajar.”.
Bel masuk pun berbunyi, kami bergegas duduk untuk bersiap menjalani ujian. 30 menit ujian, hanya terjawab 10 soal. 1 jam, hanya siap 25 soal. Tinggal 5 menit baru selesai 35 soal. Tanpa pikir panjang aku langsung hitamin aja semua soal yang belum terjawab. “Inikan baru PRA-UN, buat apa terlalu serius” gumamku.
Akhirnya ujian selesai, walau anak-anak kelas XI gak hadir. Tapi, hari itu dia hadir. Karena ada pelajaran tambahan maklum udah mepet juga mau UTS. Aku yang hanya penggemar rahasianya atau yang lebih keren dipanggil SECRET ADMIRER. Berusaha untuk selalu dapat melihatnya dari dekat. Walau aku tahu, dia tak mengenaliku yang kuper ini. Aku hanyalah murid yang tidak dikenal di sekolah ini, aku bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Rion yang cool, ganteng, putih, tinggi, perfect-lah pokoknya.
Selepas dia lewat dihadapanku, dan masih tercium wangi parfumnya. Dalam khayalanku, aku melayang membayangkan paras cantiknya. Aku terkejut, ternyata dia bertemu dengan Rion. “Dia kan masih jomblo, kenapa dia ketemu sama Rion ya? Ada hubungan apa mereka?” pikirku.
Aku memata-matai mereka, “DUARRR” bagaikan petir menyambar tubuh ini. Ternyata Rion menyatakan cinta pada gadis yang ku suka, tepat dihadapan mataku. “Maukah kau menjadi pacarku?” ungkapan rasa Rion pada gadis yang kusuka sambil mencium tangannya yang terlihat lembut. “Apalah arti diriku dibandingkan dia? Dia yang menjadi selebriti disekoalh ini” gumamku sambil tertegun melihat kejadian itu. “Tentu aku mau Kak Rion, aku juga sudah lama suka sama kamu kak.” jawab gadis pujaanku. Sayangnya dia tak tahu betapa bangsatnya Rion yang PLAYBOY ini. Aku sedih, gadis pujaanku menjadi main-mainan Rion.
2 minggu berlalu, aku kehilangan semangat dalam hidupku. Hari-hari dalam hidupku bagaikan neraka. Setiap hari melihat dia gadis yang ku sayang selalu didekati Rion yang bangsat itu. Tiap hari Rion apel ke kelasnya, hatiku bagaikan teriris. Tapi, apalah dayaku. Aku hanyalah seseorang yang tak dia ketahui, atau mungkin tak pernah ada dalam hidupnya.
Tepat 3 minggu 2 hari mereka jadian, aku melihat Rion selingkuh dengan Rea. Hati sedikit lega. Walau aku tahu gadis yang aku sayang akan tersakiti dengan hal ini. Aku meminta Hamdan untuk ngomong sama gadis pujaanku bahwa Rion selingkuh, secara Hamdan lebih famous dibandingkan aku. “Dan, lu bilangin donk sama dia kalo Rion selingkuh sama Rea!” pinta ku. “Emang kalo gua bilang sama dia, apa untungnya buat gua?” jawab Hamdan. “Yaudah, gak usah lu bilang deh.” sahutku lesu. “Becanda kok, masa gua gak mau bantuin sahabat baik gua. Tenang ntar gua bilang.”
Keesokkan harinya, “Gimana Dan? Dia percaya?” tanyaku dengan penuh pengharapan. “Dia gak percaya Wil, katanya ini pasti akal-akalan gua aja. Ternyata Rion udah bilang sama dia, kalo Rion cuman temen sama Rea.” Jawab Hamdan muram. “Bangsat tuh orang, gua tau dia orang paling famous disekolah ini, tapi dia juga gak bisa mainin gadis yang gua sayang donk.” gumamku dalam hati.
“Ah, biarlah. Mungkin memang dia bukan ditakdirkan untukku. Mungkin ada seseorang yang telah dititipkan Tuhan padaku. Tapi, sekarang aku belum bisa menemukannya.” pikirku dengan penuh kebijaksanaan.
Ternyata memang, 2 bulan menjelang kelulusan. Aku menemukan seorang gadis yang membuatku terpana. Namanya Wicy Dia biasa-biasa saja, dan juga gak terlalu famous. Tapi hatinya baik. Dan mungkin dia juga menyukai aku yang kuper ini. Sayangnyaa aku benar-benar bodoh, aku tak berani mengungkapkan apa yang aku rasakan padanya.
Akhirnya, 1 bulan menjelang kelulusan, aku beranikan diri untuk menyatakan cinta ini. Dan yang aku dapat hanyalah kekecewaan. Ternyata juga salah satu pacar dari Rion. Aku ditolak mentah-mentah. “Ah, biarlah. Buat apa pacaran hanya menghabiskan duit aja. Pacaran itu sama dengan PERSAMAAN AKUNTANSI yaitu PACARAN = UTANG+MODAL.” hiburku pada diri sendiri.
Hari ini kelulusan, walau aku tidak pernah mengenal cinta di SMA ini. Tapi, aku bersyukur dapat lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan bahkan sebulan setelah itu aku lulus di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Cinta itu perahu, kita tidak akan tahu kemana ia akan berlabuh. Tapi tetaplah bersyukur, tanpa cinta engkau akan tetap bisa melihat indahnya dunia. Tanpa cinta, kau akan tetap bisa berdiri tegak. Namun, ketika kau sukses nanti. Aku pastikan akan banyak wanita yang mendekatimu. Dan disaat itulah cintamu berlabuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar