Selasa, 09 Desember 2014

Akuntansi Jalan Hidupku

Sang fajar mengintip di balik gunung dan mulai memancarkan sinarnya, di temani segelas susu hangat pikiranku melayang jauh memikirkan universitas yang akan aku tempati mendaftar. Suara mobil yang berlalu lalang di depan rumah dan dentuman bola volly yang di mainkan pemuda kampungku terdengar sayup-sayup di telinga karena pikiranku sudah tidak terpusat lagi di tempatku yang sekarang ini, pikiranku jauh melayang menyeberang pulau di temani dengan secangkir susu hangat.
Setelah kelulusan kemarin aku langsung mendaftar di Universitas Jendral Soedirman yang aku inginkan, dengan nilai yang begitu memuaskan dengan bangga kuperlihatkan ke orang tuaku, senyum yang tersungging di bibir mereka membuat aku begitu senang karena aku sudah berhasil membahagiakan kedua orang tuaku. Lulus dari sekolah standar nasional penyelenggara pendidikan budaya dan berkarakter bangsa di kabupaten Merpati dengan nilai yang memuaskan.
“Mudah-mudahan aku bisa mendapatkan universitas yang bagus dengan nilaiku ini,” gumamku.
Ayahku membangunkan aku dari lamunanku, ayahku yang sekarang sudah tampak beda, satu persatu rambut putih mulai tumbuh di kepalanya, badannya yang dulu tegap perlahan sudah membungkuk.
“Bagaimana nak, kamu sudah menentukan mau masuk universitas mana?” tanya ayahku.
“Belum Yah, aku masih bingung mau masuk universitas mana dan jurusan apa, mungkin ayah punya saran buatku,” kataku.
“Kalau ayah pingin kamu masuk UNRI dengan jurusan AKUNTANSI, kalau masalah biaya tidak usah kamu pikir ayah dan kakak-kakakmu sudah siapkan semua kebutuhanmu” kata ayahku sambil menyeruput kopinya.
“Aku tak suka dengan saran Ayah!, Aku tak mau tetap di SUMATERA .” Sahutku.
“Lho kenapa SUMATERA sekarang kan sudah makmur nggak kaya dulu lagi yang dibayang-bayangi selalu oleh JAWA. ” Ayah menyambung ucapanku.
Dari kecil aku sudah bercita-cita ingin menjadi seorang AKUNTAN di Universitas bagus mungkin ayah sudah tahu akan hal itu, menurut ayah bagaimana kalau aku mengambil AKUNTANSI UNSOED atau ADMINISTRASI NEGARA UNSOED?” tanyaku.
“Kalau memang menurut kamu itu bagus, ayah menurut saja. Tapi, kamu biayai hidupmu sendiri sampai kuliahmu selesai,” kata ayah sambil membawa cangkir kopinya masuk kedalam rumah dan meninggalkan aku sendiri di teras rumah.
Ayahku memang tak setuju dengan keputusanku untuk melanjutkan kuliah di UNSOED. Namun diam-diam aku mendaftar tetap mendaftar disana tanpa sepengetahuan orang tuaku. Hasil Ujian Tesnya aku diterima, aku merasa senang tinggal masalah biaya sekarang. Aku tak tahu bingung harus ngomong apa sama orang tuaku. Aku mulai mencoba bercakap-cakap dengan orang tuaku.
“Yah, maafin aku ya soalnya, aku nggak ngomong dengan ayah kalau aku daftar di Universitas yang aku minati yaitu UNSOED dan hasilnya aku diterima…(belum selesai aku ngomong Ayah sudah marah-marah dan aku tak jadi melanjutkan omonganku tadi).
Dari sejak dulu memang ayah tak setuju dengan keputusanku. Ayahku hanya ikhlas membiayaiku kuliah di AKUNTANSI UNRI titik gak pake koma. Akhirnya aku menuruti permintaan Ayahku untuk melanjutkan studi di UNRI. Waktu SNMPTN aku dulu mendaftar di UNSOED mengambil AKUNTANSI. Pilihan pertamaku AKUNTANSI, pilihan keduaku ADMINISTRASI NEGARA dan pilihan terakhirku UNP SENDRA TASIK. Namun aku nggak di terima di jalur SNMPTN. Aku harus ikut di jalur SBMPTN. karena aku ingin sekali lulus di UNSOED. Aku juga diam-diam daftar di Sekolah Vokasi-Universitas Gadjah Mada jurusan EKONOMI TERAPAN namun juga tak diterima. Aku putus asa nggak mau melanjutkan kuliah kalau di UNRI, namun tetap dipaksa orang tuaku untuk melanjutkan kuliah langsung nggak boleh mogok, Universitas Negeri Padang sudah tutup, tinggal Universitas Swasta yang masih membuka pendaftaran. Aku didaftarkan Ayahku di Akuntansi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Gelombang III tanpa sepengetahuanku, tahunya aku hanya dikasih kartu pendaftaran dan aku tes pada tanggal yang telah ditentukan. Aku semakin sebel dengan keputusan Ayah.
“Aku nggak mau kuliah Ayah! Aku nggak mau di paksa, toh kalau aku mau kuliah tahun depan aja tapi maunya di UNSOED!” pintaku.
“Pokoknya kamu harus ikut seleksi masuk AKUNTANSI UPI YPTK PADANG nak, Ayah mohon!” Ayah membujukku.
“Oke, kalau itu kemauan Ayah” jawabku tegas. Aku sebenarnya nggak serius dalam ujian masuk AKUNTANSI UPI YPTK PADANG tapi kok aku diterima, sehingga aku harus mengikuti tes wawancara segala. Hasil pengumuman tes wawancara pun aku dinyatakan diterima jadi aku resmi menjadi mahasiswa AKUNTANSI UPI YPTK PADANG dengan berat hati karena orang tua. Orang tuaku senang mendengar berita ini tapi hatiku.
Hari-hariku di perkuliahan bener-bener di dongkrak untuk menjadi seorang AKUNTAN profesional. Yah, aku jalani aja semua ini mungkin ini memang jalan terbaik untuk masa depanku. Semakin lama semakin aku yakin bahwa ini jalan yang paling paik yang diberikan Tuhan Yang Maha Bijaksana.
Tak terasa 2 semester sudah berlalu dan sekarang sudah akhir semester 3 sebentar lagi aku memesuki semester 4, harapanku aku akan lulus dari AKUNTANSI UPI YPTK PADANG dengan gelar William Aziz S.E.Ak suatu saat nanti dan cepat menjadi AKUNTAN PROFESSIONAL sehingga aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku.

1 komentar: